Cerita Pendek:Duri dalam Mawar

Gambar
  Ilusi gambar Cerita Pendek:Duri dalam Mawar  https://pixabay.com/id/photos/pasangan-matahari-terbenam-6562725/ Hujan mengguyur lebat malam itu, membasahi jalan setapak menuju rumah tua di pinggir kota. Lampu jalan yang remang-remang memantulkan bayangan pohon yang melambai seperti sosok-sosok hantu. Di dalam rumah itu, tiga jiwa terjerat dalam cinta yang gelap. Amara duduk di sofa ruang tamu, menatap cangkir teh di tangannya yang dingin. Hatinya berdenyut oleh kecamuk rasa bersalah dan kebencian. Di seberangnya, Reza berdiri sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding, rokok terselip di antara jari-jarinya. “Amara,” kata Reza dengan suara rendah. “Kamu harus memilih. Aku atau dia.” Amara mendongak, matanya yang kelam bertemu dengan tatapan tajam Reza. “Ini tidak semudah itu, Reza. Aku mencintai kalian berdua. Tapi...” Suaranya pecah, tertahan oleh air mata yang menggantung di kelopak matanya. Pintu depan berderit terbuka, dan langkah berat terdengar dari koridor. Arya muncu...

Puisi:"Kenangan yang Tersisa di Rambutku"

 

"Kenangan yang Tersisa di Rambutku"
Ilustrasi foto Kenangan yang Tersisa di Rambutku (by_shutterstock)


Di antara helai rambut yang luruh perlahan,

Ada cerita tentang cinta yang ditinggalkan,

Saat janji manis terurai bersama angin,

Dan kenangan tinggal serpihan yang kian pudar.


Rambutku dulu indah, bagaikan mahkota ratu,

Namun kini kusam, terbelah oleh debu waktu.

Ketombe mengintai, seperti kenanganmu yang tertinggal,

Rontok perlahan, tanpa bisa kuhalangi, kurapal.


Tapi di balik segalanya, ada Sunsilk,

Setia menemani, membersihkan sisa luka dan debu yang menelikung.

Ia hapus ketombe, seperti harapan baru,

Memeluk helai-helai yang hampir layu.


Rontok tak lagi jadi momok dalam hari,

Karena Sunsilk hadir, bawa sinar kembali.

Bagai cinta baru yang menguatkan hati,

Menyuburkan akar, melenyapkan rasa sepi.


Kini, meski kau tak lagi di sini,

Rambutku berdiri kuat, seperti cinta yang aku pelajari.

Tak ada ketombe, tak ada rontok yang tertinggal,

Hanya aku, yang melangkah maju, dengan langkah yang kekal.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Pendek:Cinta Di Sepertiga Malam

Cerita Pendek Romantis:Jarak Yang Mematikan

Puisi:Dalam Hujan Aku Mengenangmu