Kumpulan Puisi Romantis
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ilusi gambar kumpulan puisi romantis
(https://pixabay.com/id/vectors/patah-hati-sedih-depresi-jantung-7182718/)
Keping Hati yang Terkoyak
Dalam hening malam yang pekat,
Aku menyulam kenangan dari sisa-sisa perasaan,
Merajut mimpi yang pernah kita anyam,
Di antara bintang-bintang yang meredup pelan.
Kau adalah bayang yang selalu kupuja,
Namun kini kau pergi, menyisakan luka,
Seperti angin yang mencuri nyawa,
Hilang tanpa jejak, tanpa suara.
Cintaku padamu bak lautan tak bertepi,
Tapi kau memilih tenggelam dalam arus lain,
Meninggalkanku terombang-ambing sepi,
Di samudra rindu yang tak pernah berakhir.
Bagaimana bisa kutemui pagi tanpa senyummu,
Saat embun masih menyimpan sisa air mataku?
Bagaimana bisa kulewati hari tanpa bayangmu,
Jika setiap detik adalah gemuruh rindu yang pilu?
Aku berdiri di ambang senja yang meratap,
Mencari serpihan cinta yang terburai,
Namun hanya bayanganmu yang singgah,
Menghancurkan harap, mengoyak damai.
Hati ini, sayang, telah kau buat layu,
Bagai mawar merah yang tak lagi merekah,
Kau bawa pergi cintaku, namun tak pernah tahu,
Bahwa dalam ketiadaanmu, hidupku luruh, merekah.
Aku terjebak dalam lingkaran kenangan,
Yang tak pernah ingin kau kenang lagi,
Tapi cintaku padamu, meski dalam kepedihan,
Akan tetap abadi, di antara serpihan mimpi.
Simfoni Hati yang Merana
Dalam dekapan malam, kutemukan sepiku,
Terdengar bisikan sunyi dari celah angin pilu.
Kau, yang pernah menjadi bintang di langitku,
Kini hanya bayang kabur di tepian rinduku.
Dulu, hatiku berkelana di samudra cintamu,
Mengarungi gelombang, tak takut terhempas badai.
Namun kini, perahu kecilku terdampar,
Di pantai sepi, tanpa jejak langkahmu.
Di setiap hembusan nafas, ada namamu,
Menyelinap dalam sunyi, menggema dalam hampa.
Cintaku yang tak tersentuh, terbuang sia-sia,
Seperti embun yang mencair sebelum mentari tiba.
Oh, betapa aku merindukan tatapmu,
Yang dahulu menyulut api di dadaku.
Namun, api itu kini padam, tertelan waktu,
Meninggalkan hanya abu, bekas cinta yang rapuh.
Kau, kekasih yang kini jauh di angan,
Menghilang dari genggamanku, hilang dari pandang.
Aku terperangkap dalam labirin kenangan,
Mencari jejak cinta yang tak lagi pulang.
Seandainya bisa, ingin kuhapus segala ingatan,
Namun tiap luka ini justru terukir lebih dalam.
Cintaku masih bernyawa, meski merana,
Dalam sunyi yang menggigit, aku terpuruk dalam duka.
Kini aku berjalan sendirian,
Dalam dunia yang dulu kau terangi.
Tanpamu, setiap langkah terasa beban,
Seperti mimpi yang terbangun di pagi buta,
Kehilangan arah, kehilangan makna.
Di Reruntuhan Cinta
Di malam pekat, aku terjaga,
Mengais kenangan di sela-sela asa,
Wajahmu, bayang-bayang tak teraba,
Hadir dalam sepiku yang hampa.
Cinta yang pernah kau tabur di dadaku,
Kini layu, berguguran tanpa isyarat,
Bagai bunga yang mati sebelum mekar,
Tertinggal hanya tangkai, berduri tajam.
Kata-kata manis yang kau ucapkan,
Kini menjadi bisikan pilu dalam mimpiku,
Setiap janji yang kau berikan,
Tenggelam dalam lautan air mata biru.
Aku menanti di ujung sunyi,
Namun harapanku memudar,
Cinta ini terhempas di pantai sepi,
Tersapu ombak, hilang tak terselamatkan.
Kau adalah puisi yang kutulis di atas pasir,
Lenyap sebelum sempat terbaca,
Kini aku hanya penyair yang terluka,
Menggoreskan kesedihan dalam sajak tanpa suara.
Di reruntuhan cinta yang kau tinggalkan,
Aku berdiri, menggenggam rindu yang tak pernah terjawab,
Hati ini, biarlah hancur dan remuk,
Sebab dari reruntuhan, akan lahir kekuatan yang baru.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar